Running

Color Run Jakarta 2014

 Another late post. Harusnya ini diposting berbulan-bulan yang lalu, karena acaranya tanggal 26 Januari 2014.

Agak susah nulis tentang event Color Run Jakarta ini tanpa membanding-bandingkannya dengan event OZ Radio ColorMeBDG di Bandung beberapa waktu yang lalu. Kalo buat anak Jakarta atau siapapun yang ga ikut ColorMeBDG sih pasti event ini seru-seru aja ya. Terbukti dari postingan foto-foto dan komen-komen orang-orang di socmed. Tapi buat kita yang udah lebih dulu ngerasain euphoria ColorMeBDG waktu di Bandung, sorry to say, yang di Jakarta ini basi, euy. Padahal jelas yang di Jakarta ini event Color Run ‘asli’-nya, sementara yang di Bandung cuman ‘nyontek’ doang.

Sebenernya bukan salah eventnya juga sih. Tapi emang yang di Jakarta ini penuh sesak banget. Rute 5K itu sepanjang jalan dari start sampe finish penuh sama peserta. Lah gimana mo lari? Boro-boro lari, foto-foto aja susah. Start-nya aja sampe dibagi jadi 3 atau 4 kali gitu saya lupa. Udah startnya ga bareng, trus finishnya juga kaya ngantri pulang konser. Bete desak-desakan. Ketemu temen-temen jadi susah. Udah gitu harusnya gong-nya itu pas di depan panggung setelah finish kan. Nah ini finishnya aja ga bareng, jadinya moodnya udah keburu ilang gitu karena kepotong-potong.

Sementara yang di Bandung, karena pesertanya jauh lebih sedikit, jadi rutenya itu jauh lebih lega buat lari dan foto-foto. Trus kita juga lebih leluasa ketemu-ketemu si ini dan si itu. Startnya bareng, sepanjang lari bareng, finishnya bareng, dan ajrut-ajrutan di depan panggungnya juga bareng. Jadinya moodnya kejaga terus dari awal sampe akhir. Beda sama yang di Jakarta, Nyanya sama Budi aja yang datengnya bareng, tapi pas lari malah terpisah trus udah ga ketemu lagi sampe akhirnya kita janjian buat pulang. Mamah Iyem yang padahal juga ikutan, malah ga ketemu sama sekali.

Yang bikin makin ga seru, kita-kita banyak yang batal ikut sih. Ochy katanya mau ikut ternyata ga jadi. Saya juga tadinya mau ikut dan udah daftar dan ngambil race pack, tapi ga jadi karena ternyata kita harus nginep di Jakarta karena ada urusan, jadi ga ada pilihan lain, Rinjani harus ikut. Tadinya rencananya saya dan Nyanya mau tektok aja Bdg-Jkt-Bdg tanpa nginep. Tadinya ada opsi mengajak Rinjani untuk ikutan lari. Tapi setelah dipikir-pikir, saya ga percaya bubuk pewarna itu aman buat Rinjani. Lagian saya yakin anaknya pasti bakalan histeris berada di tengah kabut asap berwarna dan kerumunan orang-orang. Rinjani ngga bakalan menikmatinya.

Karena saya dan Booi ga ikut lari, jadi kami hanya foto-foto diluar area panggung aja, karena selain peserta dilarang memasuki area panggung. Silakan diliat foto-fotonya di bawah ini.

colorunjkt-2

colorunjkt

colorunjkt-15

colorunjkt-14

colorunjkt-13

colorunjkt-12

colorunjkt-11

colorunjkt-10

colorunjkt-9

colorunjkt-8

colorunjkt-7

colorunjkt-6

colorunjkt-5

colorunjkt-4

colorunjkt-3

 

The girls called him Popo. Popo spent several years working as a graphic/new media designer in several companies in several cities before he got bored and decided to move back to Bandung and started his own streetwear label with his friends. Now, when he’s not busy massaging Nyanya’s back or making play doh with Rinjani, Popo can be found at WADEZIG! HQ making cool apparel.

Leave a Comment

Comments (2)

%d bloggers like this: