Hey Rinjani Places Stories & Thoughts

Rinjani On The Go

Peringatan; postingan ini isinya penuh dengan muka bulatnya Kucrit, lengkap dengan proses transformasinya mulai dari bulat sempurna, bulat agak oval, sampe bulat sedikit lonjong, dan transformasi kelakuannya dari tengil, jail, sampe ngeselin. Resiko sebel ditanggung sendiri.

Gara-garanya kmaren itu pas ngucapin selamat ulang tahun buat om Bubu, saya kan jadi baca-baca lagi postingan trip kita yang ke Roemah Pulomanuk. Itu kayanya road trip terberat dan terjauh deh. Bayangin, 9 jam perjalanan pergi dan 9 jam perjalanan pulang, ngelewatin jalanan berbukit dan masuk hutan. Mana Rinjani jekpot berkali-kali pula sepanjang perjalanan. Bukan karena mabok darat sih, tapi karena kebetulan dia lagi batuk waktu itu. Rinjani kalo batuk sedikit aja emang suka bawa-bawa beking alias muntah. Ga ada yang serius, tapi lumayan menambah kemeriahan suasana perjalanan ngurusin muntah kucrit.

Saya jadi kepikiran (tatapan menerawang, gambar pelan-pelan mengabur lalu hitam putih…), anak ini tangguh juga ya? Hihih.

Long trip pertama Rinjani itu waktu umurnya 6 bulan. Waktu itu kita sekeluarga mudik lebaran ke Payakumbuh untuk pertama kalinya setelah Rinjani lahir. Sebelumnya sih kalo sekedar Jakarta-Bandung doang sih udah sering, sejak umurnya 3 bulan. Tapi kalo yang naik pesawat, baru pas mudik ini.

Ada beberapa alasan yang bikin kita ‘berani’ (atau sembrono?) untuk selalu ngajak Rinjani kecil ke mana-mana. Alasan pertama dan yang paling realistis, kita ngga punya siapa-siapa yang bisa dititipin Rinjani. Jadi yaudah aja end of conversation, ga ada pilihan lain, ahahah. Alasan kedua, seperti yang pernah beberapa kali saya tulis di blog ini (cari sendiri yaa, saya males nyari link artikelnya), saya sama Nyanya sepakat bahwa punya anak itu bukan berarti jadi penghambat kita untuk berkegiatan. Jadi kita berdua sepakat untuk membuktikan itu. Caranya, dengan belajar lebih banyak. Belajar dari pengalaman iya, belajar dari baca-baca juga iya. Pokoknya gimana caranya sepinter mungkin aja, biar kegiatan tetep berjalan seperti biasa, dan anak tetep keurus dengan baik.

Pelajaran-pelajaran itu mulai dari hal-hal penting semacam gimana trik biar bayi ngga sakit kuping pas pesawat take-off sama landing, sampai hal-hal sepele kaya misalnya trik akrobat ganti diaper di stroller kalo kita ga nemu nursing room di bandara. Atau gimana caranya ngatur jadwal tidur Rinjani, biar pas di pesawat/perjalanan dia ngantuk lalu tidur. Atau belajar ngehafalin lagu-lagu anak biar bisa nyanyi sepanjang tol Cipularang sampe serak, waktu anaknya mendadak menolak tidur di car seat dan memilih untuk marah-marah ahahah.

Ngga tau juga gimana, yang pasti sejak bayi Rinjani selalu jadi temen traveling yang menyenangkan. Mungkin subjektif yaa, secara saya bapaknya. Tapi dari yang saya dan Nyanya rasain, kami hampir ga pernah ngerasa direpotin sama Rinjani sepanjang perjalanan kemanapun. Mungkin kombinasi dari pelajaran-pelajaran dan pengalaman tadi kali ya? Misalnya, karena sudah terbiasa, sampe sekarang Rinjani selalu gampang tidur di mana aja, dalam kondisi apa aja. Tidur di kursi bandara, tidur di tumpukan koper, tidur di badan saya atau Nyanya. Pokoknya kalo dia ngantuk, dia akan tidur. Kalo laper, ya makan. Dan yang paling penting, kalo bosen, dia bisa menghibur dirinya sendiri. Makanya di sebagian besar foto-foto yang saya kumpulin di bawah ini, Rinjani sering pake headphone dan atau sibuk coret-coret.

Saya masih inget, duluuu banget waktu Rinjani masih bayi, suka ada aja temen yang nyeletuk, “yaelah bayi belom bisa ngomong begitu ngapain diajak liburan, ngerti juga engga dia…” dan saya sebel banget sampe sekarang ahahah. Karena menurut saya, mungkin dia emang belom bisa merespon, tapi saya yakin, dia udah bisa merekamnya. Sekarang mungkin Rinjani ga inget dulu waktu dia bayi dia pernah ke mana aja dan ngapain aja, tapi saya yakin dia inget gimana harus bereaksi, apa yang harus dilakuin, gimana musti bersikap ketika menghadapi situasi-situasi tertentu, terutama dalam konteks jalan-jalan atau liburan. Semuanya jadi berjalan dengan natural, tanpa harus disuruh atau dikomando macem-macem. Ya pokoknya gitu deh. Itu cuman teori saya aja sih. Dan sampai sejauh ini, teori ini masih terbukti valid buat kami sekeluarga.

Selain itu, dengan terbiasa traveling, saya dan Nyanya ga cuman jadi makin paham sama karakter dan kebiasaan-kebiasaan Rinjani, tapi juga ikut ngebentuknya (yaiyalah, kan bapak emaknya).

Salah satu kebiasaan kita adalah makan pisang. Waktu itu kita lagi ngobrolin soal hiking di Dragon’s Back.

“Aduuuh aku ga inget yang waktu di Dragon’s Back popooo!”

“Ituu yang di Hongkong, yang kamu foto di atas batu-batu inget ga?”

“Iya aku inget yang pake baju ijo kan? Tapi aku lupa yang lainnyaaaa..”

“Rambut kamu dikuncir pake rumput sama mum, inget ga?”

“Ngga inget!”

“oooh, yang kita makan pisang!”

“Popoooooo! Kita itu tiap ke mana-mana kan selalu makan pisang! Udah sering banget makan pisang, udah kaya keluarga monyet…”

Kesel.

Tapi selama ini bukan berarti setiap perjalanan mulus-mulus aja. Justru sebenernya lumayan memacu adrenalin, secara kita traveler kere jadi perjalanannya jauh dari kesan fancy. Makanya tadi saya bilang, Rinjani itu lumayan tangguh, bisa ngikutin gaya dan ritme bapak ibunya yang militan :)))

Waktu ke Hongkong, hari kedua Rinjani langsung batuk-batuk. Hidungnya mampet. Nyanya langsung berinisiatif nyari kopi tiam aja buat makan siang. Karena logikanya di sana pasti ada jeruk nipis sama kecap. Dan bener aja, ada. Dan bener juga, setelah dikasih jeruk sama kecap, anaknya langsung sembuh.

Waktu ke KL lebih kacau lagi. Panasnya justru 2 hari sebelom berangkat. Aslik setres langsung. Untungnya setelah konsultasi sama dua dokter sekaligus, dua-duanya ngijinin kita berangkat, dengan catatan minum obat sama disiplin ngontrol suhu tubuhnya.

Kecelakaan kecil juga lumayan sering. Luka waktu hiking di Penang National Park, trus kepalanya benjol kepentok akar pohon. Kalo sekedar kecapean, kegerahan, kelelep, jatoh, keujanan, itu mah cingcay, udah biasa.

Eniwei, sebenernya kalo diceritain semua mungkin bisa satu buku kali (hhmm, buku?). Yang pasti kita alhamdulillah banget udah dikasih kesempatan ngajakin Rinjani ke berbagai tempat, sesuai amanat almarhum Opa yang selalu meng-encourage anak-anak dan cucu-cucunya untuk rajin-rajin melihat dunia luar, berkunjung ke daerah baru, terutama ke luar negeri yang budayanya berbeda jauh dengan budaya tempat kita tinggal. Amanat ini juga yang jadi alasan saya sama Nyanya untuk bikin ritual birthday trip buat Rinjani. Jadi setiap dia ulang tahun, kita merayakannya dengan traveling ke tempat-tempat yang berbeda-beda tiap tahun. Semoga di masa depan masih terus dikasih kesempatan untuk mewujudkan ritual ini. Dan semoga setiap perjalanan selalu memberikan pengalaman yang akan memperkaya Rinjani, selamanya.

Oh, ngomong-ngomong soal jalan-jalan, Rinjani itu kan namanya diambil dari nama gunung yah, tapi kenyataannya dia itu anak pantai sejati. Dia jauh lebih mencintai pantai ketimbang gunung. Mungkin memang nama itu ngga selamanya doa *sigh*. Tau gitu dulu dikasih nama Gili Trawangan aja. Tapi lebih cocok jadi nama anak cowo ya?

HHHMMMMM.

NO.

Melon's Passport Wallet

Dear Melon, Here is the exact place where i met you mother for the 1st time, #pulkam 4 years ago http://j.mp/b7Ewig

This is how we do it, changing diapers Birdiefam style. Thanks to Soeta airport for the lack of nursing room.

On the plane, otw to pekanbaru yesterday. Wortel, Melon, and Mum @almaviva #pulkam

SG Trip Nov 2010

SG Trip Nov 2010

SG Trip Nov 2010

IMG_0035

At The Airport

On Board

Pantai Padang-Padang Uluwatu

Bali Bird Park

Pantai Kuta

Pantai Kuta

Pantai Kuta

Pulkam 2012

Rinjani's 3rd Birthday Trip

Rinjani's 3rd Birthday Trip

Rinjani's 3rd Birthday Trip

Perjalanan pulang kampung

Perjalanan pulang kampung

Taram/Payakumbuh

Hotel Pusako Bukittinggi

Hotel Pusako Bukittinggi

Hotel Pusako Bukittinggi

Ngarai Sianok-Koto Gadang Trip Pulkam 2013

Kapalo Banda Pulkam 2013

Fun Station & Gracia Spa

Fun Station & Gracia Spa

Dusun Bambu

Kereta Menuju Jogja

Keraton Kesultanan Jogja

Omah Kemiri

Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu

Sego Abang

Lokal Hotel & Restaurant

Lokal Hotel & Restaurant

Taman Sari Day 1

Departure

HelloHK - Day1

HelloHK - Day1

HelloHK - Day1

HelloHK - Day 1 - Disneyland

HelloHK - Day 2

HelloHK - Day 2

HelloHK - Day 6 : Dragon's Back

HelloHK - Day 6 : Dragon's Back

HelloHK - Day 7 : Soho & Graham Street

HelloHK - Day 5 : Ngong Ping 360

HelloHK - Day 5 : Ngong Ping 360

HelloHK - Day 6 : Dragon's Back

HelloHK - Day 6 : Dragon's Back

HelloHK - Day 7 : Soho & Graham Street

HelloHK - Day 7 : Soho & Graham Street

#hellopulkam chapter 02

#hellopulkam chapter 02

Untitled

hellobatukaras trip

hellobatukaras trip

hellobatukaras trip

Untitled

Bandara Husein Sastranegara

Sekeping Serendah

Sekeping Serendah

Rinjani's Birthday Trip 2015

Rinjani's Birthday Trip 2015

Rinjani's 5th Birthday Trip 2015

Rinjani's 5th Birthday Trip 2015

bdaytrip-973

bdaytrip-1028

bdaytrip-1036

bdaytrip-1039

Untitled

Untitled

Untitled

#heyrinjani ayok turuuuuuuun! 😑😑 #heypulkam2015

Untitled

Hey Kemiri

Hey Kemiri

Hey Kemiri

Hey Kemiri

 

 

#heyWA

#heyWA

#heyWA

#heyWA Day 3

#heyWA Day 4

#heyWA Day 4

#heyWA Day 4

 

HelloHK - Day 7 : Soho & Graham Street

 

#heyWA Day 5

#heyWA Day 6

#heyWA Day 8

#heyWA Day 8

#heyWA Day 7

#heyWA Day 7

#heyWA Day 7

#heyWA Day 9

Weekend Getaway to Bogor

#heyWA Day 3

#heyWA Day 3

Liburan Akhir Tahun 2016

[Weekend Getaway] Destination : Tokyo

HelloHK - Day 7 : Soho & Graham Street

The girls called him Popo. Popo spent several years working as a graphic/new media designer in several companies in several cities before he got bored and decided to move back to Bandung and started his own streetwear label with his friends. Now, when he’s not busy massaging Nyanya’s back or making play doh with Rinjani, Popo can be found at WADEZIG! HQ making cool apparel.

Leave a Comment

%d bloggers like this: